Film Kupu-Kupu Kertas yang dirilis pada tahun 2024 membawa penonton KOCOKIN21 kembali ke masa kelam sejarah Indonesia, tepatnya tahun 1965 di Banyuwangi. Disutradarai oleh Emil Heradi, film ini menghadirkan sebuah drama sejarah yang menyentuh, berpusat pada kisah cinta terlarang antara dua insan dari latar belakang ideologi yang berseberangan. Ning (Amanda Manopo), seorang gadis dari keluarga simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI), jatuh hati pada Ihsan (Chicco Kurniawan), seorang pemuda yang berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU). Kisah mereka menjadi representasi tragis dari bagaimana perbedaan pandangan politik dapat merobek tatanan sosial dan bahkan mengancam nyawa.
Awalnya, perbedaan antara Ning dan Ihsan bukanlah penghalang bagi cinta mereka. Namun, situasi berubah drastis ketika konflik besar pecah, menyeret mereka ke dalam pusaran kekerasan. Puncak konflik terjadi saat Rasjid (Samo Rafael), kakak Ihsan, bersama puluhan anggota Ansor lainnya, menjadi korban serangan brutal yang dilakukan oleh simpatisan PKI, dipimpin oleh ayah Ning, Rekoso (Iwa K), dan tangan kanannya, Busok (Reza Oktovian). Tragedi ini memicu gelombang kebencian dan dendam yang tak terkendali di masyarakat. Dalam suasana yang mencekam, Ihsan harus berjuang untuk menyelamatkan Ning dari amukan massa yang haus akan pembalasan.
Kupu-Kupu Kertas tidak hanya sekadar menyajikan drama romantis, tetapi juga menjadi cerminan dari salah satu periode paling sensitif dalam sejarah bangsa. Film ini menyoroti bagaimana gejolak politik dan ideologi ekstrem dapat menghancurkan kehidupan pribadi dan hubungan antar manusia. Dengan penampilan kuat dari para pemeran utama, khususnya Amanda Manopo dan Chicco Kurniawan, serta dukungan dari aktor senior seperti Iwa K, film ini berupaya memberikan perspektif dramatis yang mendalam tentang konflik 1965. Film ini sempat ditarik dari peredaran, namun kemudian tayang kembali pada 26 September 2024, KOCOKIN21 memberikan kesempatan bagi lebih banyak penonton untuk menyaksikan kisah cinta yang penuh perjuangan di tengah badai sejarah.